Dalam jendela Johari, atas dasar apakah seseorang mengetahui tentang dirinya dan/atau orang lain :
1. Pribadi terbuka
(open self). Dalam bentuk interaksi ini orang mengenal dirinya sendiri dan
orang lain. Pada umumnya akan ada keterbukaan , kesesuaian dan sedikit alasan
untuk bersikap defensive. Tipe hubungan antar pribadi ini akan cenderung
menimbulkan sedikit, bila ada, konflik antar pribadi.
2. Pribadi tersembunyi
(hidden self). Dalam situasi ini ini orang mengenal dirinya sendiri tetapi
tidak mengenal pribadi orang lain. Hasilnya adalah bahwa orang tersebut tetap
tersembunyi dari orang lain karena rasa takut terhadap kemungkinan reaksi orang
lain. Orang ini mungkin menjaga perasaan atau sikap senyatanya tetap tertutup
dan tidak akan membuka kepada orang lain. Ada konflik antar pribadi
potensial dalam situasi ini.
3. Pribadi
buta (blind self). Dalam situasi ini
orang mengenal pribadi orang lain tetapi tidak mengenal dirinya sendiri. Orang
tersebut mungkin secara tak sengaja menjengkelkan orang lain. Orang lain dapat
memberitahukannya tetapi mungkin takut melukai perasaannya. Seperti pada
“pribadi tersembunyi”, ada konflik antar pribadi potensial dalam situasi ini.
4. Pribadi
tak dikenal (undiscovered self). Ini secara potensial merupakan situasi yang paling
eksplosif. Orang tidak mengenal baik dirinya sendiri maupun orang lain. Dengan
kata lain ada banyak kesalah pengertian, dan konflik antar pribadi hamper pasti
akan terjadi.
Jendela johari hanya mengemukakan berbagai kemungkinan pola antar
pribadi, tetapi tidak menggambarkan situasi-situasi konflik antar pribadi,
tetapi tidak menggambarkan situasi-situasi konflik antar pribadi yang mungkin
terjadi. Meskipun demikian jendela Johari sangat berguna untuk menganalisa
situasi-situasi konflik tersebut.
Suatu cara penurunan
“pribadi tersembunyi” dan peningkatan “pribadi terbuka” adalah melalui proses
penyingkapan diri. Dengan menjadi lebih mempercayai orang lain dan mengutarakan
informasi tentang seseorang, konflik potensial dapat dikurangi. Untuk
mengurangi “pribadi buta” dan pada saat yang sama meningkatkan pribadi terbuka,
orang lain harus memberikan dan orang harus menggunakan umpan balik. Tujuh
pedoman bagi pengadaan umpan balik untuk hubungan-hubungan antar pribadi yang efektif dapat
diperinci sebagai berikut :
1. Menjadi lebih deskriptif daripada bersifat pertimbangan
2. Menjadi lebih spesifik daripada umum.
3. Menangani hal-hal yang dapat diubah.
4. Memberikan umpan balik bila diinginkan.
5. Memperhatikan
motif-motif pemberian dan penerimaan umpan balik.
6. Memberikan umpan balik pada saat prilaku berlangsung
7. Memberikan umpan balik bila akurasinya dapat dicek dengan
orang-orang lain.
Tujuh pedoman ini dapat membantu untuk mengurangi potensi konflik antar
pribadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar