Selasa, 08 Januari 2013

SOAL TEORI ORGANISASI UMUM P.G

SOAL TEORI ORGANISASI UMUM P.G

1. Konflik mengacu pada pertentangan antar individu atau kelompok yang dapat meningkatkan ketegangan sebagai akibat saling menghalangi dalam pencapaian tujuan. Kalimat diatas merupakan pendapat tentang arti konflik yang dikemukakan oleh seorang ahli yaitu …
a.  Robbin T. Hanberg
b.  Stephen P. Robbin
c.  T. Hani Handoko
d.  Luthans, F.
e.  DuBrin, A. J

Jawab : e.  DuBrin, A. J


2. Berikut ini adalah istilah-istilah sederhana, seseorang pribadi dapat dipandang sebagai “saya” dan orang-orang lain dipandang sebagai “kamu” dalam interaksi dua orang. kecuali

a. Pribadi Terbuka
b. Pribadi Bangsaku
c. Pribadi Tersembunyi
d. Pribadi Buta
e. Pribadi Tak dikenal

Jawab : b. Pribadi Bangsaku

3. Dibawah ini yang bukan strategi penyelesaian konflik adalah

a. Melakukan dan menerapkan konsep bekerja yang berkolaborasi dan menjauhi sikap kerja yang bersaing  secara negative.
b. Menerapkan konsep adaptasi terhadap dimana perusahaan tersebut berada
c. Menerapkan strategi untuk memberikan perlawanan
d. Menerapkan konsep yang realistis yaitu sesuai dengan SWOT perusahaan
e. Menerapkan metode penyelesaian konflik. Menurut T. Hani Handoko

Jawab : c. Menerapkan strategi untuk memberikan perlawanan

Makalah Teorum (Hal. 10)


Dalam jendela Johari, atas dasar apakah seseorang mengetahui tentang dirinya dan/atau orang lain :

1.   Pribadi terbuka (open self). Dalam bentuk interaksi ini orang mengenal dirinya sendiri dan orang lain. Pada umumnya akan ada keterbukaan , kesesuaian dan sedikit alasan untuk bersikap defensive. Tipe hubungan antar pribadi ini akan cenderung menimbulkan sedikit, bila ada, konflik antar pribadi.
2.   Pribadi tersembunyi (hidden self). Dalam situasi ini ini orang mengenal dirinya sendiri tetapi tidak mengenal pribadi orang lain. Hasilnya adalah bahwa orang tersebut tetap tersembunyi dari orang lain karena rasa takut terhadap kemungkinan reaksi orang lain. Orang ini mungkin menjaga perasaan atau sikap senyatanya tetap tertutup dan tidak akan membuka kepada orang lain. Ada konflik antar pribadi potensial dalam situasi ini.
3.  Pribadi buta (blind self). Dalam situasi ini orang mengenal pribadi orang lain tetapi tidak mengenal dirinya sendiri. Orang tersebut mungkin secara tak sengaja menjengkelkan orang lain. Orang lain dapat memberitahukannya tetapi mungkin takut melukai perasaannya. Seperti pada “pribadi tersembunyi”, ada konflik antar pribadi potensial dalam situasi ini.
4.  Pribadi tak dikenal (undiscovered self). Ini secara potensial merupakan situasi yang paling eksplosif. Orang tidak mengenal baik dirinya sendiri maupun orang lain. Dengan kata lain ada banyak kesalah pengertian, dan konflik antar pribadi hamper pasti akan terjadi.

           Jendela johari hanya mengemukakan berbagai kemungkinan pola antar pribadi, tetapi tidak menggambarkan situasi-situasi konflik antar pribadi, tetapi tidak menggambarkan situasi-situasi konflik antar pribadi yang mungkin terjadi. Meskipun demikian jendela Johari sangat berguna untuk menganalisa situasi-situasi konflik tersebut.

            Suatu cara penurunan “pribadi tersembunyi” dan peningkatan “pribadi terbuka” adalah melalui proses penyingkapan diri. Dengan menjadi lebih mempercayai orang lain dan mengutarakan informasi tentang seseorang, konflik potensial dapat dikurangi. Untuk mengurangi “pribadi buta” dan pada saat yang sama meningkatkan pribadi terbuka, orang lain harus memberikan dan orang harus menggunakan umpan balik. Tujuh pedoman bagi pengadaan umpan balik untuk hubungan-hubungan antar pribadi yang efektif dapat diperinci sebagai berikut :
1.    Menjadi lebih deskriptif daripada bersifat pertimbangan
2.    Menjadi lebih spesifik daripada umum.
3.    Menangani hal-hal yang dapat diubah.
4.    Memberikan umpan balik bila diinginkan.
5.    Memperhatikan motif-motif pemberian dan penerimaan umpan balik.
6.    Memberikan umpan balik pada saat prilaku berlangsung
7.    Memberikan umpan balik bila akurasinya dapat dicek dengan orang-orang lain.
Tujuh pedoman ini dapat membantu untuk mengurangi potensi konflik antar pribadi.

Makalah Teorum (Hal. 9)


KONFLIK ANTAR PRIBADI
Aspek-aspek konflik antar pribadi (interpersonal) atau antar individu merupakan suatu dinamika penting perilaku organisasional. Tipe konflik antar peranan yang juga dibahas di muka tentu saja mempunyai implikasi-implikasi antar pribadi, dan konflik organisasional yang akan dibahas dibelakang. Tetapi bagian ini secara khusus membicarakan penganalisaan konflik yang ditimbulkan oleh dua atau lebih orang yang berinteraksi dengan orang lain. Salah satu penanganan analitas konflik antar pribadi dapat diperoleh dengan memperlajari berbagai cara berbeda yang dipergunakan seorang “pribadi” untuk berinteraksi dengan pribadi-pribadi lain.

Jendela Johari
            Suatu kerangka yang semakin terkenal untuk menganalisa dinamika interaksi antara seorang dengan orang-orang lain adalah “jendela johari” (johari window). Dikembangkan oleh Joseph Luft dan Harry Ingham (sehingga bernama johari), model ini dapat digunakan untuk menganalisa konflik antar pribadi. Seperti ditunjukkan gambar dibawah ini, model membantu identifikasi beberapa pola hubungan antar pribadi, menunjukkan berbagai karakteristik dan hasil pola-pola tersebut, dan mengemukakan cara-cara penelaahan berbagai konflik yang mungkin berkembang antara seseorang dan orang-orang lain.
            Dalam istilah-istilah sederhana, seseorang pribadi dapat dipandang sebagai “saya” dan orang-orang lain dipandang sebagai “kamu” dalam interaksi dua orang.

Makalah Teorum (Hal. 8)


1.    Perbedaan nilai-nilai atau persepsi. Perbedaan-perbedaan tujuan diantara para anggota berbagai satuan dalam organisasi sering berkaitan dengan berbagai perbedaan sikap, nilai-nilai dan persepsi yang dapat menimbulkan konflik. Sebagai contoh, para manajer tingkat atas, yang terlibat dengan pertimbangan-pertimbangan jangka panjang hubungan manajemen-serikat buruh, mungkin ingin menghindari penetapan perjanjian-perjanjian, dan mungkin malah mencoba untuk membatasi fleksibilitas para penyelia lini pertama. Para anggota departemen teknis mungkin menggunakan kriteria nilai-nilai mereka atas dasar kualitas produk, kecanggihan desain dan daya tahan, sedangkan para anggota departemen pabrikasi mungkin mendasarkan nilai-nilai mereka pada kesederhanaan desain dan biaya-biaya produksi yang rendah. Ketidaksesuaian nilai-nilai tersebut dapat menimbulkan konflik.

2.    Kemenduaan Organisasional. Konflik antar kelompok dapat juga berasal dari tanggung –jawab kerja yang dirumuskan secara mendua (ambiguous) dan tujuan-tujuan yang tidak jelas. Seorang manajer mungkin mencoba untuk memperluas peranan kelompok kerjanya, usaha ini biasanya akan menstimulasi para manajer lain untuk “mempertahankan ladang mereka “. Di samping itu, komunikasi yang mendua dapat menyebabkan konflik antar kelompok, bila kalimat (ungkapan) yang sama mempunyai pengertian yang berbeda bagi kelompok –kelompok yang berbeda.

3.    Gaya-gaya individual. Banyak orang menyukai konflik, debat dan ada argumentasi; dan bila hal dapat dikendalikan maka dapat menstimulasi para anggota organisasi untuk meningkatkan atau memperbaiki prestasi. Tetapi bila hal itu mengarah ke “peperangan”, akan menimbulkan konflik. Pada umumnya, potensi konflik antar kelompok adalah paling tinggi bila para anggota kelompok sangat berbeda dalam hal ciri-ciri seperti sikap kerja, umur dan pendidikan.